MenGanggur !!!
saya pernah mendapat pertanyaan dari salah seorang teman mengenai mengapa kok tingkat pengangguran menjadi indikator utama dalam perekonomian sebuah negara. pertanyaan tersebut langsung saya balas dengan pertanyaan,
"apa yang anda lakukan setelah lulus kuliah nanti?"
dengan spontan dia langsung menjawab "kerja!"
"oke, trus kenapa anda ingin bekerja?"
"agar bisa dapat uang untuk hidup, selain itu juga harga diri" jawab teman saya.
"lha itu jawaban pertanyaan anda, kerja itu penting!!"
karena orang itu untuk hidup butuh makan dan banyak kebutuhan-kebutuhan lain dan itu tidak datang dari langit, muncul begitu saja, emangnya ini dunia-nya hari potter! dimana masalah-masalah bisa diatasi dengan mengacungkan tongkat dan mengucap mantra. ini dunia nyata, disini kita harus berusaha untuk bisa memnuhi kebutuhan hidup kita sendiri. dan agar bisa memenuhinya kita perlu kerja tentu saja kerja yang mendapatkan penghasilan yang layak, yang sesuai dengan keringat yang kita kucurkan.
bukan hanya itu saja, orang yang menganggur itu stres, dia bingung mau ngapain? belum lagi kalau ditanya orang yang kita kenal, "si 'X' udah kerja di bank .... lho dan gajinya 4 juta perbulan." trus kalau kamu gimana, udah kerja dimana?gaji? dan bla..bla..bla ...bukannya kamu lulus lebih dulu daripada dia?"
trus mau jawab apa? paling cuman senyum-senyum dan berkata dengan muka agak cemberut dan senyum yang dipaksakan.
"wah belum kerja nih, padahal udah nyari kemana-mana, yang namanya belum rejeki ya gimana lagi, lha situ ada kerjaan gak?"
gimana gak stres kalau tiap ketemu orang kita selalu ditanya begitu, balum lagi kalau
dilihat tetangga, "udah lulus kok masih dirumah terus". belum kerja ya?" waaaaaa!!!!
dan ketika semakin banyak tingkat pengangguran berarti beban bagi pekerja semakin besar, terutama apabila dalam satu keluarga di satu rumah hanya ada satu orang yang bekerja, berarti penghasilan dia harus di bagi seisi rumah. artinya semakin banyak orang yang berada dalam rumah tersebut kesejahteraan yang diperoleh tiap individu akan semakin kecil. dan jika dihitung secara agregat (total) dalam sebuah negara, maka semakin banyak pengangguran otomatis kesejahteraan negara tersebut tidak optimal, karena masih banyak sumberdaya yang menganggur. selain itu tingkat pengagguran yang tinggi akan memunculkan potensi konflik, di prancis misalnya. kerusuhan yang terjadi akhir tahun lalu yang telah mengakibatkan Korban sebanyak, lebih dari 6.000 kendaraan terbakar, lebih dari 2.000 orang ditangkap dan ratusan lainnya cedera. salah satu penyebabnya adalah peningkatan pengangguran di Perancis, di imigran mencapai 40 persen. Penyebabnya meningkatnya angka pengangguran adalah, lapangan kerja yang sempit akibat banyak perusahaan multinasional pindah ke Eropa Timur, di sana tenaga kerja lebih murah, adanya rasisme di dunia pekerjaan(Utriza, 2005).
di indonesia menurut Gie (2006), Untuk Oktober 2005, tingkat pengangguran terbuka diperkirakan 11,6 juta atau 10,8% dari angkatan kerja. Kemampuan pertumbuhan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja juga kecil. Dalam periode 1999-2004, kenaikan rata-rata penduduk yang bekerja hanya 1,1% per tahun, walau ekonomi tumbuh rata-rata 4,5% per tahun.
Kalau kita menengok angka-angka setengah pengangguran lebih mengerikan. Setengah menganggur ialah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu. Mereka ini 29,8% dari penduduk yang bekerja atau 27,95 juta orang. Artinya, mereka miskin ditinjau dari sudut pendapatan.
selain itu jumlah pekerja yang dikenakan PHK pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Oktober 2005, melonjak 150% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Berdasarkan data Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat (P4P) Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial Depnakertrans, pada kuartal keempat (Oktober-Desember) 2005 atau pascakenaikan harga BBM, pekerja yang dikenakan pemutusan hubungan kerja (PHK) 55.697 orang.
Angka tersebut meningkat hampir 150% dibandingkan dengan jumlah PHK pada triwulan ketiga (Juli-September), yang sebanyak 22.355 orang. Pada September 2005, menurut data tadi, jumlah korban PHK tercatat 5.554 orang dengan 99 kasus. Setelah kenaikan harga BBM pada Oktober, kasus PHK meningkat menjadi 324 perkara yang melibatkan 5.044 pekerja.
Direktur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Depnakertrans, yang juga Ketua P4P, Gandi Sugandi, memperkirakan jumlah pekerja yang dikenakan PHK jauh lebih besar. Ini karena PHK di bawah 10 orang dan PHK yang diselesaikan melalui bipartit tidak tercatat. Kemudian ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi memperkirakan bahwa jumlah PHK lima kali lebih besar dibandingkan dengan data Depnakertrans tersebut (bisnis indonesia, PHK naik 150%, 4 Januari 2006).
Tingginya tingkat pengangguran harus segera diatasi, karena kondisi masyarakat sudah terlalu susah. Salah satunya juga sebagai akibat dari keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM rata-rata hingga 100% lebih. Kalau tidak, bukannya tidak mungkin tingkat kriminalitas akan meningkat. Kalau kita melihat berita mengenai kriminalitas akhir-akhir ini, para pelaku kejahatan semakin nekat, tidak sungkan lagi untuk menghabisi nyawa korbannya. Selain itu kondisi keuangan yang susah (kemiskinan) telah banyak mengakibatkan kematian akibat kelaparan. Belum lagi percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh beberapa siswa Sekolah Dasar dan menengah yang hanya diakibatkan ketidakmampuan dalam membayar SPP.
Beberapa orang mengatakan bahwa itu merupakan tanggung jawab negara, dan itu memang benar. Tapi kalau negaranya seperti ini apakah kita akan diam saja? Menunggu dan hanya berharap tanpa berusaha !!
Wassalam…
Referensi :
Utriza, Ayang, Akar Kerusuhan di Perancis , Kompas, Rabu, 16 November 2005.
Gie, Kwik Kian, Kecenderungan ekonomi 2005 & prospek 2006, Bisnis Indonesia, Senin, 02-JAN-2006.
Bisnis Indonesia, PHK naik 150%, , Rabu, 04-JAN-2006
No comments:
Post a Comment