Sunday, June 01, 2014

Hujan Bulan Juni


tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

By Sapardi Djoko Damono
.......................................................
sebuah jawaban untuk Sapardi



Ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
Kamu yang selalu merahasiakan rintik rindu dalam setiap bunyi kata yang dituliskan pada papan ketik komputer itu,
Yang selalu berhasil menciptakan irama yang bersahaja

Ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
Kamu yang berusaha untuk menghapus luka dengan suara jejak kaki yang menghentak pelan
Yang sekaligus menghapus keraguan sepanjang perjalanan

Ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
Kamu yang membiarkan segala yang tak terucap diserap ritual kerja yang melelahkan
Yang rela melakukan hal yang sama berulang-ulang tanpa keluhan


Untuk ketabahanmu merahasiakan rindu
Untuk bijakmu menghapus keraguan
Untuk kearifanmu merelakan
Sebuah doa akan selalu terucap untukmu
Sebuah doa Untuk kebaikanmu
Sebuah doa untuk Kebahagiaanmu
Semoga Tuhan memudahkan segala urusanmu


Maka maafkanlah Sapardi yang tidak tahu kalau ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni, hanya karena dia tidak mengenalmu
Karena mengenalmu adalah anugrah terindah kehidupan


Semoga Tuhan menyatukan kita dalam kebaikan





Friday, March 28, 2014

Get Lost..


It was my first writing in the early years. Writing is a lonely working based on a mood, a things that comes randomly without expectation. And when it comes to you, your words raced along your mind and sometimes it’s hard to stop, it just like love that comes suddenly and you can’t reject it.

It just like a mood to write that appears unexpectedly, love comes without a chance to choose with whom you fall in love, it just like a cloudy days and suddenly comes the sun brighter your day. Or it is like a rainy day and the rainbow comes slightly move over the rain. And when it comes to you, you can’t lie to yourself that you have a brighter face and lighter eyes. Ibnu Atha’illah Al-Iskandari in his famous sufism book called Al-Hikam say’s “what was hidden in your deepest heart will appears in your physical appearance”. And I’m agree, if its not have impact to your appearance it is not love, I don’t know why because maybe love is feeling and it cant be describe rationally.

And if you ask me what I’m feeling now, just read my paragraph below….
And suddenly I get lost …
My soul is lost in you…..

Friday, March 15, 2013

Satu Karya Seumur Hidup



Entah kenapa begitu bangun pagi mendadak kepikiran untuk mencari ide tentang karya yang akan merupakan proyek seumur hidup. Otak saya memang seringkali random, apalagi pagi hari, mungkin karena beristirahat kerja semalaman, otak jadi fresh.. kayak otak gw kerja aja.. Sebenarnya ide ini sudah lama sih, dulu pernah tercetus ide untuk mengumpulkan foto toilet yang pernah dikunjungi, sudah terkumpul beberapa sih, tapi kemudian berhenti. 
Ide itu datang lagi ketika ngobrol dengan salah satu freelance fotografer pemateri workshop Fotografi yang diadakan kantor. Dia punya proyek foto lamalera, terutama tentang perburuan paus yang mereka lakukan. Untuk melaksanakan proyek itu, dia berkali-kali pergi ke lamalera untuk mengambil foto dan berinteraksi dengan masyarakat setempat, living-in atau turba.
Oiya, kenapa toilet? Sederhana saja, tempat ini bagaimanapun juga merupakan kebutuhan primer bagi setiap umat manusia. Bahkan bagi beberapa orang, kebersihan toilet yang dimiliki menunjukkan kepribadian/sifat dari pemilik/pemakainya. Apakah pemilik adalah orang yang memperhatikan detail dan orang yang tuntas dalam pekerjaan, bias dilihat dari toilet yang bersih atau tidak. Kebersihan toilet juga menunjukkan seberapa besar penghargaan bagi orang lain, apalagi toilet umum. Karena dia tau kalau akan ada yang memakai selanjutnya, setelah dia, jadi harus bersih dari bekasnya.
Atau apa sajalah.. sebuah proyek yang kelak bisa diterbitkan menjadi buku (kalau itu kumpulan tulisan) atau jadi pameran tunggal (kalau itu foto), atau rumah (kampung yang memiliki ciri khas bangunan rumahnya, kampung yang beridentitas) kalau seorang arsitek,  atau rekaman album (kalau itu lagu), tapi yang terakhir kurang kreatif karena itu sudah dilakukan SBY, ntar dikira tiru-tiru saya… tapi yang paling penting sih dimulai dan disiplin dengan proyek yang dilakukan.. konsisten.. tapi apa??
Hidup adalah berkarya, kalau tidak, apa bedanya sama binatang yang kerjanya makan, minum, tidur dan beranak pinak?
Kayak gini nih, tapi yang pribadi bukan kumpulan... 


Atau menulis kumpulan prosa atau puisi yang nantinya dibukukan dan akan jadi mas kawin pada saat pernikahan, trus bukunya jadi souvenir nikah.. kalau perlu sekalian dibikin lagunya, jadi semacam bukunya Dee Rectoverso yang merupakan kumpulan cerpen dan dilagukan, tapi itu terlalu jauh juga kalau sampai dibikin lagu... Yang penting cari calonnya dulu sih, sekian dan terimakasih...

Pokoknya berkarya, selagi masih muda.. selamat berkarya temans..

wassalam..

Thursday, October 04, 2012

What do you expect in life?


What do you expect in life other than love

a love that is full of life
a love that gives life

As a tree that is growing up
a very big tree

a tree that gives a chance for flowers to be always in bloom
throughout the season, throughout the ages
without exception

a tree who let the birds resting on branches and singing
From early morning until nightfall
without permission

a tree that stores water in its roots
To become a spring of water, 
for the life

a tree that gives coolness
in the middle of a barren desert
at the middle of the day

a tree that gives fresh air to breathe
in a world full of pollution
For all things around

a love that encourages you over the limit
more than your expectations
to do a favor for humans

in a good way
in a good day

a love that leads us toward better life
a love that full of grace, full of blessing..

Friday, May 18, 2012

Tentang doa dan Motivator berbayar..

Beberapa hari lalu saya dan sepupu secara sengaja nonton acara golden ways di Metro TV. Sepanjang acara kami hanya ketawa-ketawa dan saling memberi komentar yang tak putus-putus. Mirip komentator bola yang tak pernah ngasih waktu kosong barang sedetik pun, begitu juga kami mengomentari golden ways, tidak heran kalau sampai ada yang bilang bahwa hidup tak semudah cocote mario teguh :D

Kami komentar apa saja, mulai dari gaya penampilannya yang terlalu disetting, bagaimana cara berbicara bahkan tersenyum. Dibikin seolah-olah menjadi yang paling bijak, pencitraan abis! Tapi inilah dunia kita sekarang, ketika segala sesuatu dikemas sedemikian rupa agar kita terpengaruh. Dunia yang dibentuk oleh ilmu marketing, bagaimana menjual image atas barang, bukan barang itu sendiri. Sehingga kualitas bukan lagi yang utama, namun persepsi kita atas barang tersebut menjadi yang utama. Jadi kurang lebih, dunia ini dibentuk atas dasar persepsi?? Mungkin inilah kenapa kemudian semua menjadi begitu rumit..

Kenapa bisa begitu, apa yang disampaikan oleh para motivator menurut saya bukan barang yang baru. Kebajikan atau spiritualitas kalau saya boleh menyebutnya demikian, bisa dijumpai di hampir semua ajaran agama, selain itu juga bisa dijumpai pada kisah-kisah tokoh agama. Bahkan sangat bisa dijumpai pada kisah orang-orang sukses terdahulu, sehingga benar kata bung karno, Jangan sekali-kali melupakan Sejarah!

Salah satu yang dibahas adalah tentang Doa, apakah kita layak berdoa? jelas saja iya, dalam salah satu ayatnya Tuhan berfirman: "Berdoalah Kepadaku, Niscaya aku kabulkan (QS. Al-Mu'min: 60)". Jadi tidak ada alasan lagi kita mempertanyakan alasan kita berdoa. Kalau kita masih ragu dengan doa kita yang (mungkin) tidak dikabulkan, mungkin kita harus kembali melihat tingkat pemahaman agama kita. Kalau memang ragu dengan hal itu, berarti kita juga meragukan janji Tuhan? atau bahkan jangan2 kita ragu kepada Tuhan.

Memang doa itu tidak langsung terkabul. Masalahnya adalah kita seringkali hanya menghitung musibah, tanpa pernah menghitung nikmat yang kita peroleh. kalau dihitung-hitung sangat mungkin lebih banyak nikmat yang kita peroleh dibanding musibah. Misalkan saja ketika kita bangun pagi, bukankah itu nikmat tak terhingga bahwa kita masih diberi kehidupan dan kesehatan? dan ketika kita sedikit saja tersandung, kita langsung mengeluh seolah orang yang paling susah didunia. Bayangkan saja kalau misalnya kita langsung bablas atau tidak bangun ketika pagi, mungkin kita juga tidak bisa protes, karena sudah Innalillahi, tapi kalau bangun dan kemudian kesandung kita mengeluh setengah mati, semoga Tuhan tidak menyesal telah membangunkanmu nak..

Kalau menurut saya hidup itu ekuilibrium, kita sering tertimpa musibah, namun kita juga seringkali mendapatkan nikmat tak terduga. Misalnya sedang gak ada duit buat makan, mendadak teman kita nraktir. Atau ketika kita ingin pulang kampung, mendadak kantor menugaskan ke kota tempat kelahiran kita atau ke kota yang dekat dengan kampung kita sehingga bisa pulang kampung dengan fasilitas tugas. dan lebih banyak lagi. Atau ketika kita ingin pup, mendadak lewat kamar mandi umum, atu ketika di perjalanan lewat pom bensin yang biasanya ada tempat pup.

Bersyukur, mungkin itu kunci agar kita tidak senantiasa mengeluh, selain itu mungkin bisa dilakukan melalui belajar kearifan atau makna spiritualitas, bisa dari baca Alquran dengan maknanya, membaca kitab suci agama lain, ataupun kisah-kisah tokoh agama, seperti nabi atau saint. Atau cobalah luangkan waktu sejenak untuk membaca entah itu ajaran agama (apapun) atau membaca kisah hidup orang sukses ataupun pembaharu seperti Nabi Muhammad, Founding Fathers Indonesia, Nabi Isa, Gandhi, Aung San Suu Kyi, Mother Theresa dan lain sebagainya, sehingga kita tahu bagaimana susahnya perjuangan mereka, agar kita tidak menjadi manusia yang cengeng, galau dan mudah mengeluh. Kehidupan mereka tidak mudah, bahkan mungkin secara sengaja mengorbankan kenyamanan hidup untuk membahagiakan orang, hidup untuk orang lain. Seperti kata mbah Sudjiwo Tedjo ketika ditanya agamanya apa; Agamaku adalah membahagiakan orang lain.  Hidup memang tidak semudah perkataan mario teguh, beliau itu hanya berusaha menyampaikan agar kita lebih bijak dalam menjalani kehidupan. tidak ada yang salah dari pernyataan beliau, kearifan, spiritualitas, tapi ketergantungan kita pada para motivator adalah kesalahan. Apalagi kalau kita kemudian harus membayar mahal hanya agar mendengar ceramah mereka. Menurut saya itu konyol.

Mungkin kita terlalu banyak meminta, berharap, berhitung bahwa setelah melakukan sesuatu harus ada balasan sesuatu yang lain. Seringkali cara Tuhan itu memutar, tidak langsung, tapi memberi nikmat dengan cara lain yang seringkali tidak kita duga dan mungkin tidak kita syukuri karena menganggap sebagai hal yang biasa. Apakah kita perlu motivator, iya! tapi darimana, itu bisa darimana saja..  yang namanya motivator itu bisa siapa saja, bisa saja dari teman kita. Dan itulah gunanya berbagi, baik dengan keluarga dan orang-orang terdekat, merekalah yang menurut saya motivator kita, karena tanpa pamrih, tidak perlu ongkos.. Dan selalu siap kapanpun kita membutuhkan mereka...

Kalau Tuhan ya itu tidak perlu kita tanyakan lah apakah kita butuh atau gak, ya iyalah!! Tuhan sudah memberi kita segalanya, bahkan memberi kita Garansi, berdoalah niscaya Aku kabulkan! jadi menurut saya berdoalah kapanpun dan dimanapun, bukan hanya ketika kepepet, namun kita juga harus berusaha. jangan trus doa doa doa tapi tanpa usaha, lha itu sama aja kita ngomong ama kerjaan, selesai-selesai-selesai tapi tidak kita kerjain ya gak bakal kelar... Bahkan Tuhan juga pernah berfirman, kalau tidak salah dalam Hadits Qudsi, "Aku adalah apa yang dipersangkakan umatKU"... Kalau kita berprasangka buruk, bisa jadi sangat buruk, kalau berprasangka baik akan sangat baik, tergantung pilihan kita yang mana...?

Tuesday, April 10, 2012

Rindu itu..


Rindu itu menyelinap dalam mendung yang gelap

Untuk kemudian hadir bersama air hujan yang membawa serta kenangan

Tentang sebuah waktu, saat dimana semua dipertaruhkan

Ketika perpisahan menjadi sebuah awal kerinduan


Adakah yang bisa mengobati rasa rindu selain pertemuan?

Pertemuan yang diawali dengan sentuhan penuh kehangatan

Sebagaimana air wudhu yang menyejukkan sekaligus mensucikan

Sebagaimana suara adzan magrib di bulan ramadhan yang melegakan


Mungkin hanya doa yang bisa menyembuhkan

Doa agar cinta kita semakin dikuatkan, oleh rasa rindu yang tertahan

Doa yang selalu terucap dalam sujud yang panjang

Sujud yang diisi dengan harapan yang penuh, untuk kebaikan